Quantcast
Channel: Photo | Buddhazine | Berita Foto Agama Buddha Terkini
Viewing all 222 articles
Browse latest View live

Mampir ke Rupang Buddha Jepang yang Pernah Jadi Patung Tertinggi Sedunia

$
0
0

Ushiku Daibutsu (Buddha Agung di Ushiku) adalah rupang berukuran raksasa yang terletak di Ushiku, Prefektur Ibaraki, Jepang. Selesai dibangun pada tahun 1993, tinggi patung ini total mencapai 120 meter (390 kaki), termasuk alas 10 meter dan platform teratai 10 meter.

Rupang tersebut memegang rekor sebagai rupang tertinggi di dunia dari tahun 1993–2008. Sejak tahun 2018 hingga kini, Ushiku Daibutsu adalah salah satu dari empat rupang tertinggi di dunia, sekaligus rupang Buddha tertinggi ketiga sedunia, setelah rupang Buddha raksasa di Tiongkok dan Myanmar.

Rupang Buddha Amitabha dalam postur berdiri berbahan perunggu ini memiliki berat total 4.003 ton.

Di dalam patung itu sendiri terdapat bangunan empat lantai, yang berfungsi sebagai museum. Lantai 1 dipakai untuk persembahan dupa. Lantai 2 sebagai tempat pembelajaran kitab suci. Di lantai 3 terdapat ratusan rupang Buddha kecil dari emas. Sementara di lantai 4 terdapat jendela kecil bagi pengunjung untuk melihat ke luar.

Di luar rupang terdapat taman bunga yang sangat indah. Pengunjung bisa memetik bunga dengan membayar seharga tertentu. Tak kalah menarik, terdapat kolam berisi ikan koi yang ukurannya besar-besar. Pengunjung juga bisa membeli makanan ikan untuk ditebarkan ke kolam, supaya ikan-ikan pada kenyang.

The post Mampir ke Rupang Buddha Jepang yang Pernah Jadi Patung Tertinggi Sedunia appeared first on BuddhaZine.


Nyekar Makam Leluhur Untuk Menyambut Detik-Detik Waisak

$
0
0

Menyambut detik-detik Waisak 2565 BE (26/05) warga Dusun Krecek melakukan serangkaian ritual yang sarat akan makna penghormatan kepada para Sang Tiratana dan juga kepada para leluhur. Dimulai sejak malam hari menjelang hari H Waisak, dengan jadwal yang sudah ditetapkan umat melakukan pembacaan paritta semalam suntuk.

Pagi harinya dengan serempak warga mengunjungi pemakaman untuk bersih makam dan nyekar. Ratusan warga dengan seragam putih berduyun-duyun menuju makam membawa perlengkapan nyekar; sabit, cangkul, sapu, bunga, lilin, dan dupa. Pemakaman dipenuhi warga yang sibuk membersihkan makam leluhurnya sendiri-sendiri, menyemai bunga, menyalakan dupa, dan mengirim doa kepada leluhur. Harum dupa pun menyebar ke segala penjuru makam.

Tidak hanya orang tua, pemuda, remaja bahkan anak-anak pun turut serta dalam ritual tahunan menjelang waisak ini.

“Nah itu makamnya simbah-simbah kamu, saya tunjukkan supaya kamu tahu. Dibersihkan kemudian taburi bunga, nyalain dupa, kirim doa pada leluhurmu,” tutur Pak Sutikno kepada kerabat remajanya.

The post Nyekar Makam Leluhur Untuk Menyambut Detik-Detik Waisak appeared first on BuddhaZine.

Klenteng Unik dan Bersejarah di Bogor ini Sering Jadi Tempat Pengajian

$
0
0

Di tengah padatnya Kota Bogor, tak terlalu jauh dari Kebun Raya Bogor, ternyata berdiri sebuah klenteng kecil yang sangat bersejarah bagi beberapa agama dan juga adat Sunda. Kelenteng Pan Kho Bio, atau yang punya nama lain Wihara Maha Brahma, di Pulo Geulis, Babakan, Kota Bogor sangat terkenal dengan nilai sejarah dan toleransi beragamanya.

Kelenteng Pan Kho Bio sekilas tidak berbeda dengan kelenteng lainnya, yaitu sebagai tempat ibadah Tridharma. Namun yang unik,
di kelenteng tertua di Bogor itu terdapat makam dan petilasan tokoh era Kerajaan Pajajaran, salah satunya adalah petilasan Prabu Surya Kencana.

Di bagian belakang Kelenteng Pan Kho Bio, terdapat ruangan memanjang dengan dua batu besar yang merupakan petilasan Embah Sakee dan Eyang Jayaningrat, dua tokoh penyebar Islam era Pajajaran. Di dalam ruangan itu juga terdapat perlengkapan salat, Alquran serta sajadah yang mengarah ke kiblat.

“Lokasi klenteng ini dulunya pernah jadi tempat peristirahatan Raja Siliwangi dan tempat berkumpulnya para penyebar agama Islam sejak zaman kerajaan Pajajaran,” kata Abraham Halim, pemerhati sejarah Kampung Pulo Geulis yang kerap dipanggil Bram, di kawasan klenteng pada April 2021.

Di sisi kanan kelenteng, terdapat petilasan Eyang Prabu Surya Kencana dengan dua patung kepala harimau hitam, patung harimau putih kecil, dan sebuah arca kura-kura berukuran besar. Bersebelahan dengan petilasan, terdapat makam Embah Imam, tokoh penyebar Islam pada zaman Kerajaan Pajajaran yang lain.

Kelenteng itu tak hanya merupakan ibadah umat Konghucu / Buddha / Tao saja. Sering juga diadakan pengajian umat Islam pada malam Jumat di dalam klenteng. Hal tersebut menjadi bukti akulturasi dan toleransi yang muncul di masyarakat kawasan Pulo Geulis sejak lama.

“Setiap malam Jumat, mereka mengadakan pengajian di sini, tepatnya di belakang kelenteng. Selain pengajian rutin setiap malam Jumat, ada juga tradisi rutin sedekah maulid dalam menyambut Maulid Nabi,” ujar Chandra Kusuma, pengurus Klenteng Pan Kho Bio.

Chandra menjelaskan bahwa klenteng itu didirikan sekitar tahun 1703. Dan sebelum pembangunan kelenteng, di lokasi itu sudah ditemukan yoni, arca Hindu, dan batu petilasan. Karena itu, tak mengherankan jika kadang ada juga umat Hindu maupun Sunda Wiwitan yang berkunjung ke kawasan ini.

The post Klenteng Unik dan Bersejarah di Bogor ini Sering Jadi Tempat Pengajian appeared first on BuddhaZine.

Potret Waisak 2021 Dusun Buddha Krecek

$
0
0

Jarum jam menunjuk angka 14.00 WIB saat lonceng bel ditabuh, Rabu (26/05). Bunyi lonceng itu sebagai penanda acara segera dimulai. Kaum perempuan mengenakan bawahan jarit dengan kebaya sedangkan laki-laki mengenakan sarung, sorjan, dan blangkon mulai berdatangan di ruang dharmasala Dusun Krecek.

Siang itu, rangkaian kegiatan Waisak umat Buddha Dusun Krecek prosesi mengambil air Waisak di tiga sumber mata air. Tiga mata air yang memberi kehidupan masyarakat Dusun Krecek.

 

The post Potret Waisak 2021 Dusun Buddha Krecek appeared first on BuddhaZine.

Peluncuran Buku Iringi Peringatan 70 Tahun Ajahn Brahm

$
0
0

Bhikkhu bule terkenal Ajahn Brahm pada 7 Agustus 2021 genap berusia 70 tahun. Momen istimewa tersebut dirayakan dalam sebuah perayaan di Dhammaloka Buddhist Centre, Perth, Australia Barat.

Perayaan disiarkan secara daring lewat akun YouTube Buddhist Society of Western Australia. Para bhikkhu dan bhikkhuni yang menjadi murid-murid Ajahn Brahm di Australia juga turut menghadiri acara ini.

Ajahn Brahm memang sosok yang terkenal penuh tawa canda. Demikian pula format acara ulang tahun yang digelar. Meski penuh kesopanan, tawa canda kerap dilontarkan pembawa acara dan juga Ajahn Brahm sendiri.

Dalam acara ini terdapat sesi ketika anak-anak menghaturkan persembahan puspa kepada Ajahn Brahm dan Sangha monastik. Yang menarik, Ajahn Brahm lantas memberikan sebuah boneka Teddy Bear kepada anak gadis yang memberikan bunga kepadanya.

Setelah itu dilakukan penayangan video ucapan selamat ulang tahun dalam format lagu dari para murid-murid Ajahn Brahm yang berasal dari kalangan millenial. Selain itu ditayangkan pula video rangkuman 14 tahun perjalanan tur Ajahn Brahm ke Indonesia, yang dibuat oleh Ehipassiko Foundation. Tak kalah menarik adalah video dokumenter yang dibuat oleh Buddhist Society of Western Australia, yang menampilkan kesan beberapa tokoh terhadap Ajahn Brahm, sekaligus mengupas sejarah perjalanan beliau di Australia sejak lebih dari 30 tahun lalu.

Sebuah buku baru berjudul Opening Up to Kindfulness diluncurkan dalam kesempatan ini. Buku tersebut berisi rangkuman dari berbagai sesi ceramah retret Ajahn Brahm. Buku tersebut bisa dibaca dan diunduh gratis lewat https://ajahnbrahm70th.org/new-book-opening-up-to-kindness/

Di acara yang semarak itu dilakukan juga lelang sketsa dan lukisan wajah Ajahn Brahm, serta beberapa barang miliknya seperti jubah, blessing bowl, palu kayu, hingga boneka kecil yang menyerupai dirinya. Barang-barang tersebut laku terjual seharga ribuan hingga puluhan ribu dollar.

Di penghujung acara, Ajahn Brahm dan para monastik mendaraskan paritta pemberkahan. Di hari yang spesial baginya ini, Ajahn Brahm juga sempat mengaku menjalankan praktik puasa, tidak makan seharian.

“Saya memakan semua kegembiraan dan kebaikan. Itu yang saya makan hari ini,” tuturnya sambil melontarkan senyumnya yang khas.

The post Peluncuran Buku Iringi Peringatan 70 Tahun Ajahn Brahm appeared first on BuddhaZine.

Indahnya Foto-foto Borobudur dari Bidikan Lensa Suparno

$
0
0

Candi Borobudur merupakan mahakarya nenek moyang Nusantara. Hingga kini, keberadaan Candi Buddha terbesar di dunia ini masih menarik perhatian. Lebih dari 1.000 makalah hasil kajian Candi Borobudur telah ditulis oleh para ilmuwan.

Nilai ajaran Borobudur secara perlahan juga mulai kembali dipelajari oleh masyarakat Indonesia. Seluruh sutra-sutra terukir Candi Borobudur sudah teridentifikasi, telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Yayasan Darmamega Bumi Borobudur, dan kini dalam tahap penerjemahan ke dalam bahasa Jawa. 

Di luar nilai ajaran, keberadaan (letak), gaya arsitektur dengan segala kemegahannya juga mengundang para pencinta fotografi untuk mendokumentasikan monumen kebanggaan Indonesia ini. Salah satu fotografer yang telah menguasai setiap sudut spot foto Borobudur adalah Suparno. 

Suparno lahir di Sleman, Yogyakarta, 5 Juni 1952. Ia telah mendokumentasikan Candi Borobudur sejak pertengahan tahun 1970’an. Pemilik Bakmi “Pak Parno” Borobudur ini telah mengetahui setiap sudut spot foto Borobudur. Karena itu, tiap orang yang ingin mengabadikan Candi Borobudur selalu mencarinya. 

Berikut ini keindahan Candi Borobudur dari bidikan lensa Suparno, fotografer senior Candi Borobudur yang juga dijuluki sebagai “Godfather“nya fotografi bangunan bersejarah. [MM]

The post Indahnya Foto-foto Borobudur dari Bidikan Lensa Suparno appeared first on BuddhaZine.

Umat Buddha Vihara Ananda Resmikan Kuti Baru

$
0
0

Sabtu (22/1) umat Buddha Vihara Ananda, Dusun Piyudan, Desa Padureso, Kec. Jumo, Temanggung menggelar upacara Abhiseka Buddha Rupang dan Pemberkahan Kuti Bhikkhu. Acara ini dihadiri oleh 5 orang Bhikkhu Sangha Theravada Indonesia (STI), Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha, Supriyadi bersama jajaran pejabat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, serta umat Buddha dari 11 vihara di Kec. Jumo. [MM]

 

The post Umat Buddha Vihara Ananda Resmikan Kuti Baru appeared first on BuddhaZine.

Foto Pembukaan Live In Nyadran Perdamaian 2022

$
0
0

Menyambut upacara Nyadran 2022, masyarakat Dusun Krecek-Gletuk bersama Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia dan BuddhaZine menggelar live in Nyadran Perdamaian. Kegiatan yang bertujuan menggali dan meneruskan nilai damai dari tradisi Nyadran ini telah  resmi dibuka pada Rabu (9/2) di Pendopo Dusun Krecek. 

Pembukaan dilakukan dengan menggelar saresehan dan menghadirkan dua narasumber, yaitu Suranto, seorang akademisi yang meneliti Nyadran dan Bhiksu Xue Hua, pembina Institut Dong Zen Indonesia (IDZI). Kemudian ditutup dengan gendurian bersama. 

Live In Nyadran Perdamaian di dusun Krecek dan Gletuk ini berlangsung selama 4 hari, yakni tanggal 9 – 12 Februari 2022 dengan beberapa rangkain kegiatan. diantaranya; kelas karawitan, kelas sesaji, kelas perempuan bertutur, kelas meditasi, kelas seni kuda kepang. Puncak acara ini adalah Nyadran bersama di makam pada hari Jumat, (12/2). 

The post Foto Pembukaan Live In Nyadran Perdamaian 2022 appeared first on BuddhaZine.


Foto Keheningan di Curug Pertapaan Dusun Krecek

$
0
0

Masyararakat menyebut air terjun Dusun Krecek, Desa Getas, Kec. Kaloran ini ini Curug Pertapan. Konon, sejak zaman dulu curug pertapan sudah digunakan sebagai tempat laku spiritual bagi mereka yang mencarai kedamaian.


Berjarak 500 meter dari pemukiman warga, Curug Pertapan memang cukup representatif untuk menepi sejenak dari rutinitas. Apalagi bagi mereka yang ingin berlatih meditasi, kondisi alam cukup mendukung. Juga terdapat bebetapa sport meditasi, seperti di bebatuan sungai atau pohon growong (kayu berlubang) yang menjadi ikon Curug Pertapan.

Karena itu, pada saat ada perhelatan budaya budaya di Dusun Krecek selalu ada kelas meditasi di Curug Pertapan. Seperti saat acara Nyadran perdamaian; Menjaga Tradisi Lintas Generasi, Rabu – Sabtu (9-12/2). Meditasi diikuti oleh puluhan peserta live in  yang hadir dari pelbagai daerah di Indonesia dan dibimbing oleh Bhiksu Nirmana Sasana, pembina Institur Dong Zen Indonesia. 

Berikut foto-fotonya

The post Foto Keheningan di Curug Pertapaan Dusun Krecek appeared first on BuddhaZine.

Foto Vihara Dharmaguna Avalokitesvara, Ikon Baru Kecamatan Kaloran

$
0
0

Vihara Dharmaguna Avalokitesvara berdiri gagah di sebelah jalan raya Kaloran – Semarang. Gaya arsitektur yang menarik membuat vihara ini menjadi ikon baru Kecamatan Kaloran, Temanggung.

Sempat tertunda karena pandemi covid 19, Vihara Dharmaguna Avalokitesvara, Dusun Sembong, Desa Gandon, Kec. Kaloran akhirnya diresmikan, Minggu (27/3). Peresmian vihara ini dihadiri oleh beberapa bhikkhu sangha, Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq, Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Supriyadi beserta pejabat Ditjen Bimas Buddha, dan umat Buddha Temanggung. 

The post Foto Vihara Dharmaguna Avalokitesvara, Ikon Baru Kecamatan Kaloran appeared first on BuddhaZine.

Foto Nyadran Perdamaian 2022 di Krecek Temanggung

$
0
0

Dua sampai tiga bulan sebelum puasa masyarakat perdesaan Temanggung menggelar upacara Nyadran. Tiap desa, dusun mempunyai waktu dan tanggal berbeda-beda, tapi sudah bisa dipastikan hari Jumat sesuai dengan hari pasaran masing-masing berdasarkan penanggalan Jawa. 

Di Krecek dan Gletuk biasanya, Nyadran digelar pada hari Jumat Pon di bulan Rajab atau atau Ruwah. Perdesaan atau perdusunan lain memiliki waktu sendiri, namun ada juga dusun atau desa yang mempunyai waktu bersamaan. 

Saat ini masih ada sisa beberapa hari Jumat sebelum bulan puasa. Artinya masih ada gelaran beberapa kali lagi Nyadran di Temanggung. Nyadran selalu terbuka untuk siapa saja yang hanya sekedar ingin numpang makan dan foto seperti saya. 

Jadi, bagi Anda yang ingin merasakan nikmat Nyadran masih ada kesempatan. Makan Bersama dengan penuh kehangatan dan jika beruntung bisa menyaksikan tontonan seni rakyat khas Temanggungan. 

The post Foto Nyadran Perdamaian 2022 di Krecek Temanggung appeared first on BuddhaZine.

Foto Pemasangan Stupa di Makam Pendiri Buddhazine

$
0
0

Sutar Soemitro, pendiri BuddhaZine meninggal pada 3 Maret 2019. Jenazah Sutar dikebumikan di kampung kelahirannya, Desa Purwodadi, Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. 

Sebagai bentuk bakti atas jasa Sutar dalam mengembangkan Buddha Dharma di Indonesia, khususnya dalam mendirikan media berita buddhis online, keluarga, BuddhaZine, dan sahabat memasang stupa di makam mendiang Sutar Soemitro.

Pemasangan stupa dilakukan pada hari Kamis, 23 Februari 2022 secara gotong royong. Sesuai dengan tradisi masyarakat Jawa, malam hari setelah pemasangan digelar gendurian ngerumat. 

Berikut foto-fotonya 

The post Foto Pemasangan Stupa di Makam Pendiri Buddhazine appeared first on BuddhaZine.

Foto Puja Uposatta Borobudur

$
0
0

Ratusan umat Buddha menggelar Puja Uposatta di Candi Borobudur, Sabtu (2/4). Kegiatan ini perdana dilakukan setelah penandatanganan nota kesepakatan pemanfaatan Candi Borobudur sebagai tempat ibadah umat Buddha dunia.

“Ini baru ujicoba jalur pilgrimage. Umat Buddha yang mau beribadah masuk dari pintu wisatawan biasa, namun kita lewatkan jalur khusus. Tentu setelah ini aka nada evaluasi lagi,” kata Eksan, salah satu pejabat Taman Wisata Candi (TWC).

Bikkhu Dittishampanno sebagai pemimpin ritual menyampaikan bahwa Puja Uposatta merupakan upaya umat Buddha dalam menyambut niat baik pemerintah kepada umat Buddha.

“Kita melakukan penghormatan. Dan mendukung program pemerintah, khususnya menjadikan Borobudur sebagai destinasi wisata religi,” ujar Bhante.

Puja Uposatta dimulai dengan pembacaan paritta-paritta suci di sisi timur Candi Borobudur. Setelah itu dilanjut dengan pradaksina, mengelilingi candi sebanyak tiga kali, dan ditutup dengan meditasi. [MM]

The post Foto Puja Uposatta Borobudur appeared first on BuddhaZine.

Foto Upacara Sradha Umat Buddha Lampung

$
0
0

Umat Buddha Lampung gelar Upacara Sradha di situs Purbakala Punden Berundak, Desa Pugung Raharjo, Kec. Sekampung Udik, Kab. Lampung Timur, Rabu (30/3). Upacara Sradha diikuti oleh bhikkhu sangha lintas tradisi dan umat Buddha dari berbagai vihara di Lampung. 

Acara dimulai dengan prosesi yang dipimping oleh Bhikkhu Sangha dan diikuti oleh umat Buddha yang memakai pakaian adat. Sampai di tempat acara, mereka disambut dengan tari sembah (sigeh pangunten). Selesai itu, umat membacakan puja dengan kidung-kidung Buddha Jawi. 

Sradha merupakan persembahan bakti kepada leluhur. Untuk menanam jasa kebajikan, acara ini dirangkai dengan bakti sosial, fangsen (nirbhaya dana), semua jasa kebajikan itu dipersembahkan kepada para leluhur yang sudah meninggal. 

Upacara Sradha umat Buddha Lampung ditutup dengan penyatuan tanah 11 vihara Lampung di puncak situs. Ritual ini bertujuan untuk menyatukan umat Buddha yang bermacam-macam sekte.[MM]

The post Foto Upacara Sradha Umat Buddha Lampung appeared first on BuddhaZine.

Foto Serunya Sekolah Minggu di Dusun Buddhis Krecek

$
0
0

Minggu (10/4) pagi, anak-anak Dusun Krecek mengikuti Sekolah Minggu Buddhis terlihat penuh semangat. Pukul 7 mereka sudah berpakaian rapi, berkumpul di Pendopo PAUD, dan menata angsana (alas duduk) untuk menyambut anak-anak Sekolah Minggu Prajna Bhakti, Dusun Lamuk, Desa Kalimanggis, Kec. Kaloran, Temanggung.

Ya, hari ini Sekolah Minggu Mudita, Dusun Krecek mendapat kunjungan ratusan anak-anak sekolah dari vihara lain. Jadi, kalau biasanya sekolah minggu hanya diikuti oleh 30’an anak, kali ini diikuti oleh lebih dari 130 anak. Dalam sehari, mereka akan melakukan aktivitas bersama; puja bakti, meditasi, jelajah dusun, hingga bermain ke Curug Pertapan. 

Berikut foto-foto keseruannya

The post Foto Serunya Sekolah Minggu di Dusun Buddhis Krecek appeared first on BuddhaZine.


Foto Rutinitas Ibadah Umat Buddha di Candi Borobudur

$
0
0

Umat Buddha mulai rutin melakukan puja di Candi Borobudur. Peserta puja juga mulai beragam. Seperti pada Jumat, (15/4) kemarin, puja di Candi Borobudur digelar dua sesi. Pagi hari bersama Ibu-ibu Jepara dan umat Buddha Yogyakarta. Sedangkan malam harinya peserta dari mahasiswa Raden Wijaya dan umat Buddha dari Jakarta. 

Berikut foto-fotonya

The post Foto Rutinitas Ibadah Umat Buddha di Candi Borobudur appeared first on BuddhaZine.

Unik! Tradisi Penggantian Kain Pohon Bodhi di Vihara Buddhagaya Watu Gong, Semarang

$
0
0

“Tradisi penggantian kain pohon bodhi rutin dilakukan jelang Waisak. Pohon bodhi ini istimewa. Bibitnya dibawa dari Srilanka oleh Bhikkhu Naradha.

“Ditanam pada tahun 1955. Pohon ini juga diyakini sebagai tempat Sidharta menjadi Buddha,” jelas Sehati, salah satu pengelola Vihara Buddhagaya Watu Gong.

Sambut Waisak, Vihara Buddhagaya Watu Gong, Semarang lakukan pergantian kain penutup pohon bodhi. Acara yang digelar hari Minggu (24/4) ini diikuti oleh empat orang anggota sangha, pengurus vihara, dan puluhan umat Buddha sekitar Semarang.

Upacara penggantian kain kuning dimulai dengan membaca puja di ruang dharmasala. Usai melakukan puja, umat yang dipimpin oleh bhikkhu membawa kain menuju pohon bodhi. Dengan khidmat mereka mulai mencopot kain lama dan menggantikannya dengan kain yang baru.

Kain kuning dibawa dan hendak dilakukan penggantian di pohon Bodhi
Bhikkhu Sangha bersiap melakukan puja
Umat turut serta dalam mengganti kain di pohon Bodhi
Prosesi penggantian kain di pohon Bodhi
Bhikkhu Sangha mengawali puja
Puja di bawah pohon Bodhi
Umat dan Bhikkhu Sangha melakukan puja

The post Unik! Tradisi Penggantian Kain Pohon Bodhi di Vihara Buddhagaya Watu Gong, Semarang appeared first on BuddhaZine.

Yakin Tidak Pengin Mampir ke Vihara Buddhagaya Watu Gong Semarang?

$
0
0

Libur Lebaran telah tiba, pemerintah juga sudah mulai memberikan kelonggaran kepada masyarakat untuk mudik lebaran. Nah, jika kebetulan Anda lewat atau ada agenda ke kota Semarang, Vihara Buddhagaya Watu Gong, Semarang, bisa menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi. Ada sejumlah spot unik dan menarik di vihara ini. Apa saja?

Watu Gong

Masuk kawasan vihara, Anda akan melihat batu yang berbentuk gong. Batu jenis granit alam asli yang bentuknya menyerupai gong (salah satu instrumen musik tradisional Jawa (Gamelan).

Menurut penuturan Alm. Mak Gyam dan Alm. Elly Tong (Sesepuh Vihara Watugong), batu tersebut tanpa sengaja ditemukan oleh pekerja proyek pelebaran jalan Semarang-Solo di depan vihara.

Sejak saat itu masyarakat Pudak Payung juga Alm. Bapak Goei Thwang Ling (Sesepuh sekaligus donatur utama Vihara Watugong) menyebut kawasan tempat ini dengan sebutan “Watugong’.

Gerbang Sanchi

Gerbang Sanchi merupakan gerbang masuk Vihara Watugong. Gerbang ini adalah replika gerbang di Stupa Sanchi, India. Pada tiang gerbang terdapat empat patung singa yang menghadap ke empat penjuru, serta terdapat tiang horisontal yang menghubungkan kedua tiang utama dan di tengah tengahnya terdapat teratai.

Pada daun pintu gerbang terdapat gambaran burung merak. Makna dari Gerbang Sanchi adalah sebagai penghormatan awal sebelum memasuki vihara, tempat kediaman luhur Buddha.

Dharmasala

Dhammasala merupakan bangunan utama Vihara Watugong. Bangunan ini terdiri dari dua lantai, pada lantai atas terdapat rupang Buddha dengan posisi Dhammacakkha Mudra (seperti yang terdapat pada Candi Mendut). Selain itu terdapat simbol gambar patticasamupada (ayam, ular, babi) pada lantai sebelum pintu masuk dan relief dua belas mata rantai pada dinding sekeliling Dhammasala.

Lantai atas digunakan untuk kegiatan keagamaan, seperti pujabhakti dan meditasi. Sedangkan lantai bawah merupakan aula serbaguna yang digunakan untuk kegiatan seperti seminar, dhammaclass dan sebagainya.

Pagoda Avalokitesvara

Pagoda Avalokitesvara sebuah bangunan di Vihara Watugong untuk menghormat Kwam She Im Po Sat (Boddhisatva Avalokitesvara) yang dipercaya sebagai lambang cinta kasih dan kasih sayang dalam agama Buddha.

Pagoda setinggi 45 meter ini diresmikan pada 14 Juli 2006. Berbagai acara peringatan hari penting Kwam She Im Po Sat dilakukan oleh umat Vihara Watugong di pagoda ini.

Di dalam Pagoda Avalokitesvara terdapat Rupang Kwam She Im Po Sat atau Bodhisatva Avalokiesvara sebagai simbol cinta kasih dan kasih sayang.

Rupang setinggi lima meter ini memiliki ciri khas rupang Buddha di atas kepalanya sebagai simbol bahwa Buddha adalah guru Kwam She Im Po Sat dan penghormatan tertinggi adalah kepada Guru Agung Buddha.

Pilar Asoka

Pilar Asoka adalah simbol toleransi dalam agama Buddha, di Vihara Watugong dibangun Pilar Asoka sebagai penanda bahwa di Vihara Watugong menjunjung tinggi toleransi.

Untuk melengkapi Pilar Asoka dibangun juga prasasti Asoka yang berisikan bahwa menghina agama lain sama dengan menghina agama sendiri, menghormati agama orang lain sama dengan menghormati agama sendiri.

Keunikan pilar asoka ini pada bagian batangnya menggunakan batu utuh bukan sambungan.

Pohon Bodhi

Di depan Pagoda Avalokitesvara terdapat sebuah pohon bodhi besar. Pohon bodhi ini sudah ditanam sejak tahun 1955 dari bibit yang dibawa Bhikkhu Narada dari Srilanka. Kedua sisi pohon bodhi diletakkan altar Buddha yang digunakan sebagai tempat pujabhakti pada waktu-waktu tertentu. 

The post Yakin Tidak Pengin Mampir ke Vihara Buddhagaya Watu Gong Semarang? appeared first on BuddhaZine.

12 Umat Buddha Berlatih Hidup Selibat di Jepara

$
0
0

Mendengar bunyi lonceng yang ditabuh bertalu-talu, 12 sosok berjubah cokelat berbegas keluar dari tempat istirahat. Dengan membawa bowl, semacam mangkuk untuk makan bhikkhu, beserta perlengkapan samana, mereka berjalan dengan teratur menuju aula Wisma Meditasi Bhodiratana, Desa Belingoh, Kec. Donorojo, Kabupaten Jepara. 

Pagi itu, Jumat (6/5) para samanera ini akan belajar seputar kehidupan kebhikkhuan bersama Bhikku Jayaratano, salah satu pembimbing dalam program Pabbaja Samanera. “Tadi pagi para samanera bangun pukul 4.30 untuk melakukan chanting pagi sampai jam 6. Pukul setengah tujuh mereka menerima dana makanan dari umat. Sekarang waktunya belajar terori,” jelas Bhikkhu Saccapiyo, pendamping lain. 

Pabbaja samanera merupakan program rutin Sangha Theravada Indonesia untuk mengajak umat Buddha merasakan kehidupan kebhikkhuan. Para peserta pabbaja menerima penahbisan samanera pada Rabu (4/5. Mereka akan menjalani kehidupan samana paling tidak sampai tanggal 17 Mei setelah hari Waisak. [MM]

The post 12 Umat Buddha Berlatih Hidup Selibat di Jepara appeared first on BuddhaZine.

Jelang Waisak, Umat Buddha Temanggung Nyekar Ke Para Tokoh Pendiri

$
0
0

Tidak banyak yang tahu, Agama Buddha di Temanggung dideklarasikan pada 1 Juni 1968, di rumah Y. Sutrisno, seorang tokoh agama Katolik. Pada waktu itu dihadiri oleh lebih dari 500 orang. Deklarasi pertama kali itu dimotori oleh sembilan tokoh agama yang mempunyai andil besar dalam perkembangan agama Buddha di Temanggung hingga kini. 

Sebagai bentuk rasa bakti kepada para tokoh itu, jelang Waisak umat Buddha Temanggung gelar kegiatan nyekar ke makam para tokoh yang sudah wafat. Sepertinya yang dilakukan umat Buddha yang tergabung dalam Lembaga Bina Manggala Sejahtera, Jumat (13/5). Lembaga ini merupakan gabungan dari 18 vihara.

Sekitar pukul 10 pagi, mereka berangkat dari Dusun Krecek menuju Desa Tleter, Kec. Kaloran. Di makam ini, Mendiang Mbah Samsul Cokrowardoyo dan Mbah Sudibyo. Selesai dari makam Desa Tleter, rombonga melanjutkan perjalanan ke makam Desa Getas. Di makam ini, dua tokoh sentral, Mbah Mangun Soedarmo dan Mbah Noro di makamkan. 

Selesai dari makam Getas, perjalanan dilanjutkan ke makam Mbah Suwarno dan Mbah Rusdi, Desa Telogowungu. Selesai dari makam ini, rombongan melajutkan perjalanan ke makam Desa Kalimanggis tempat Mbah Sugito dimakamkan. Perjalanan selanjutnya ke Makam Mbah Budi, Dusun Depok, kemudian ke makam Mbah Marsaat, Dusun Kemiri, dan diakhiri nyekar ke Makam Mbah Cipto Martoyo, Dusun Cendono. 

Pada setiap makam, para peserta nyekar membacakan paritta-paritta pelimpahan jasa kemudian menaburkan bunga secara bergantian. [MM]

The post Jelang Waisak, Umat Buddha Temanggung Nyekar Ke Para Tokoh Pendiri appeared first on BuddhaZine.

Viewing all 222 articles
Browse latest View live